Sabtu, 15 Maret 2014

Universitas Suryakancana

UNSUR atau Universitas Suryakancana Didirikan oleh Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana (YPPS) pada tanggal 20 April 1964 dengan Akte Notaris Abu Bakar Yacub, Nomor 5. Pada saat mengawali berdirinya Universitas Suryakancana Cianjur memiliki 2 (dua) Fakultas yakni Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan memulai aktivitas akademik pada tanggal 11 September 1964.
Dalam perkembangannya Fakultas Hukum merupakan salah satu Fakultas di Universitas Suryakancana yang bertahan sampai dengan tahun 1975 dan kemudian atas masukan dan saran dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III (kini wilayah IV) Fakultas Hukum ‑ Universitas Suryakancana dikukuhkan menjadi Sekolah Tinggi Hukum Suryakancana melalui Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III Jawa Barat Nomor 75 tahun 1975, tanggal 12 Nopember 1975.
Adanya perkembangan kebijaksanaan Pemerintah dibidang pendidikan, pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, membawa implikasi pengadaan guru, tidak hanya mencukupi jumlah dan penyebarannya, tetapi dituntut pula keharusan memenuhi kompetensi dan kemampuan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Persatuan Guru Republik Indonesia dan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu tahun 1975 ‑ 1980, telah berusaha memberikan pelayanan peningkatan pendidikan guru pada berbagai tingkat  P.G.S.LP/P.G.S.M.T.P, I.K.I.P Afiliasi, kemudian menjadi I.K.I.P EXTENTION dengan program studi CIVIC HUKUM. BAHASA INDONESIA dan BIMBINGAN PENYULUHAN.
Dorongan oleh adanya perkembangan dan perubahan peraturan dalam penyelenggaraan PENDIDIKAN TINGGI, mulai tahun 1980 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cianjur telah berusaha merintis pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dengan program studi Bimbingan dan Penyuluhan, Pendidikan Kewarga Negara dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Resmi perkuliahan dimulai tanggal 18 Juli 1981, bertempat di GEDUNG GURU INDONESIA Kabupaten Cianjur. Alhamdulillah setelah menyelenggarakan kuliah selama lebih kurang 4 tahun berpindah-pindah dari Gedung PGRI jalan Aria Cikondang 22 Cianjur, ke SD Ibu Dewi VII, ke PGA Negeri 4 tahun di wilayah Cianjur kota, akhirnya STKIP Suryakancana bersama-sama STHS menempati Gedung baru di komplek Pasir Gede Raya Cianjur, bantuan Pemerintah Kabupaten Cianjur yang saat itu ketua umum  panitia pembangunan Universitas Suryakancana Bapak Bupati Ir. H. Adjat Sudrajat Sudiraharja (Alm). Pada tahun 1985 dengan surat keputusan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat No…………..resmi berdiri STKIP Suryakancana Cianjur atas prakarsa Pemda dan DPRD Kabupaten Cianjur, PGRI Kabupaten Cianjur, Kepala kantor Depdiknas Kabupaten Cianjur, Korpri Kabupaten Cianjur dan bergabung dengan Sekolah Tinggi Hukum Suryakancana Cianjur, yang merupakan embrio Universitas Suryakancana Cianjur.
Kongkritnya Ketua umum panitia pembangunan bapak Ir. H. Adjat Sudrajat Sudiraharja, menyerahkan :
a.     Sebidang tanah di Pasir Gede Raya seluas 5,187 Ha.
b.     Dua unit bangunan, 6 (enam) ruang belajar untuk STH Suryakancana dan 6 (enam) ruang belajar untuk STKIP Suryakancana Cianjur tahap pertama.
c.      Pembangunan jalan sepanjang Jl. Dr. Mawardi lewat RSUD Sayang Cianjur menuju kampus Universitas Suryakancana Cianjur (STH dan STKIP) Suryakancana saat itu.
d.     Menggabungkan kedua Perguruan Tinggi saat itu STHS dan STKIPS dalam satu yayasan yaitu Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana (YPPS) Cianjur
pada tahun 2000-an Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana Cianjur, memperjuangkan agar di Kabupaten Cianjur bediri suatu Universitas Suryakancana atas surat keputusan Mendiknas RI No : 100/D/O/2001 Universitas Suryakancana berdiri :
1.     Fakultas Hukum
2.     Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3.     Fakultas Pertanian
4.     Fakultas Teknik
 Pada tahun 2008 atas surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/303/2008 Tentang Izin Pembukaan Program Studi (S1) pada Perguruan Tinggi Agama Islam Swasa (PTAIS) pada Tahun 2008, maka dibukalah Fakultas Agama Islam yang terdiri dari dua program stdi, yaitu Program Studi Kependidikan Islam dan Program Studi Ekonomi Syari’ah.
Sampai saat ini Universitas Suryakancana Cianjur memiliki 5 Fakultas yaitu:
1. Fakultas Hukum
2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Fakultas Pertanian
4. Fakultas Teknik
5. Fakultas Agama Islam
 Yang terdiri dari 13 Program Studi.

Filosofi Cianjur

Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan maenpo yang mengingatkan tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan ke beragamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada dari ketiadan yakni sekitar tahun 1677 dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862.

Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya. Sedangkan Maenpo adalah seni diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan didalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Sedangkan visi pembangunan Kabupaten Cianjur untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2016 adalah Terwujudnya Kabupaten Cianjur lebih sejahtera dan berakhlaqul karimah.